Mengenal Jenis Investasi dan Cara Berinvestasi untuk Pemula

Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai jenis investasi dan cara berinvestasi, ketahuilah bahwa investasi adalah kegiatan menempatkan dana dalam satu atau lebih jenis aset selama periode tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan atau meningkatkan nilai. Secara sederhana, investasi adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan keuangan kita.

Pada intinya, tujuan keuangan setiap orang berbeda. Misalnya, seseorang yang berusia 25 tahun cenderung memiliki rencana dan aspirasi yang berbeda dari seseorang yang berusia 50 tahun.

Menurut tujuannya, investasi dibagi menjadi investasi jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Kerangka waktu yang berbeda tentunya membutuhkan strategi dan instrumen investasi yang berbeda-beda.

Jenis Investasi Berdasarkan Tujuannya

1. Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek biasanya berlangsung selama satu hingga tiga tahun. Contohnya adalah seorang pria berusia 25 tahun yang berencana untuk menikah tiga tahun dari sekarang. Dia akan membutuhkan dana segar untuk membayar pesta pernikahan yang mahal.

Mempertimbangkan kebutuhan, disarankan bagi kaum muda untuk berinvestasi pada instrumen berisiko rendah yang memiliki fluktuasi nilai yang stabil, likuiditas tinggi sehingga dapat dengan mudah dikonversi menjadi uang tunai, dan menghasilkan pendapatan tetap. Beberapa instrumen yang disarankan adalah deposito, obligasi pemerintah jangka pendek, atau reksa dana pasar uang.

Bisakah pemuda itu berinvestasi di saham untuk tujuan keuangan ini? Dia bisa, tapi tentu saja itu tidak disarankan. Alasannya karena saham merupakan instrumen dengan fluktuasi nilai yang tinggi dalam jangka pendek. Membeli saham sama dengan membeli bisnis, dan Anda tidak dapat menilai pertumbuhan bisnis hanya berdasarkan kerangka waktu yang singkat.

2. Investasi Jangka Menengah

Ketika seseorang memiliki tujuan keuangan antara 3 dan 10 tahun, ini bisa disebut investasi jangka menengah. Dalam waktu lima tahun, Pak Budi harus mendaftarkan anaknya ke universitas bergengsi di Jakarta. Oleh karena itu, Pak Budi membutuhkan uang yang besar untuk membayar SPP sekaligus biaya semester I.

Mengingat kebutuhannya melebihi lima tahun, Pak Budi dapat memilih instrumen dengan risiko yang sedikit lebih tinggi daripada deposito bank, reksa dana pasar uang, atau obligasi pemerintah untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi. Instrumen yang disebutkan adalah reksa dana pendapatan tetap (obligasi), obligasi swasta, dan reksa dana berimbang.

3. Investasi Jangka Panjang

Investasi ini masuk dalam kategori investasi jangka panjang jika tujuannya lebih dari 10 tahun lagi. Tujuan investasi dapat berupa biaya pendidikan anak, biaya pesta pernikahan anak, pembelian aset hingga cucu, dan dana pensiun.

Semakin lama jangka waktu investasi, semakin fleksibel seseorang dalam memilih instrumennya. Mereka dapat memilih instrumen dengan risiko rendah, sedang, atau tinggi, atau instrumen yang tidak dapat dikonversi dengan cepat. Beberapa instrumen yang dapat dipilih untuk investasi jangka panjang antara lain logam mulia, reksa dana saham, saham, dan real estate.

Cara Berinvestasi

Tidak sulit untuk berinvestasi, mengingat di era digital yang kita tinggali sekarang, informasi instrumen investasi atau riset pasar sangat mudah didapat. Namun tentu saja investasi tidak bisa dilakukan sembarangan.

Berikut ini adalah cara yang baik untuk berinvestasi untuk mencapai tujuan keuangan kita.

1. Pastikan Kita Telah Sehat Secara Finansial

Sebelum berinvestasi, pastikan Anda memiliki dana darurat dan perlindungan finansial yang ideal dengan memiliki asuransi kesehatan atau asuransi jiwa. Penting untuk merencanakan keuangan masa depan Anda, tetapi jangan pernah mengabaikan hal-hal yang menjadi prioritas dan perhatian di masa sekarang.

Tanpa dana darurat yang ideal, kita akan kesulitan menghadapi risiko kehilangan pendapatan akibat PHK atau ketidakpastian ekonomi. Tanpa perlindungan kesehatan, kita juga bisa kehilangan banyak uang ketika harus ke dokter.

2. Tentukan Tujuan Terlebih Dulu

Penting untuk mengetahui apa tujuan keuangan Anda untuk periode waktu yang berbeda. Misalnya, Anda mungkin memiliki tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Tanpa tujuan yang jelas, investasi menjadi sulit diukur.

Setelah menentukan tujuan Anda, tentukan kebutuhan pendanaan untuk merealisasikannya. Kita dapat memulai proses investasi setelah memahami persyaratan pendanaan.

3. Kenali Profil Risiko

Setiap instrumen investasi memiliki karakteristik investasi yang berbeda-beda, dan setiap investor juga memiliki profil risiko yang berbeda- beda. Profil risiko tergantung pada kemampuan dan kemauan individu untuk menoleransi risiko investasi.

Investor konservatif cenderung menghindari instrumen dengan volatilitas tinggi, sedangkan investor agresif lebih bersedia mengambil risiko untuk mencapai pengembalian yang lebih tinggi.

Ketika pemahaman seseorang tentang investasi meningkat, profil risiko mereka pasti akan berubah. Dengan pemahaman yang lebih besar tentang investasi, muncul kemampuan untuk mentolerir lebih banyak risiko.

4. Kenali Risiko Sistematis dan Non-Sistematis Investasi

Ada juga risiko investasi yang tidak dapat diabaikan oleh investor, yang diukur dengan kondisi psikologis investor. Ada dua jenis risiko dalam investasi, yaitu sistematis dan tidak sistematis. Sistematis adalah risiko dan diversifikasi yang sama sekali tidak dapat dihindari, serta menyerang semua jenis instrumen.

Risiko tersebut meliputi risiko pasar, perubahan suku bunga, dan inflasi. Sedangkan risiko non-sistemik dinyatakan sebagai risiko yang masih dapat dihindari dengan melakukan diversifikasi instrumen investasi. Risiko tersebut meliputi risiko bisnis, risiko likuiditas, dan risiko klaim hukum.

Ada beberapa hal yang harus Anda ketahui sebelum berinvestasi. Pastikan Anda memahami jenis, risiko dan cara berinvestasi yang benar agar tujuan keuangan Anda dapat tercapai.