7 Saham Jangka Panjang, Menarik untuk Dicoba – Saham adalah salah satu kendaraan finansial yang dapat digunakan untuk strategi saham jangka panjang maupun jangka pendek. Bagi Anda yang tertarik untuk terjun ke dunia investasi saham, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan dan dapat dijadikan pilihan.
Saham dengan fundamental kuat dan kapitalisasi pasar tinggi adalah saham yang akan berkinerja baik dalam jangka panjang. Jika Anda berniat menyimpan saham suatu emiten dalam jangka waktu lama sebagai bagian dari strategi investasi jangka panjang, pastikan perusahaan tersebut bukan saham spekulatif dengan rasio keuangan di bawah standar.
Berikut 7 saham jangka panjang yang menarik dan cocok untuk Anda coba sebagai bahan pertimbangan dalam berinvestasi!
7 Saham Jangka Panjang
ADRO
ADRO adalah kelas saham jangka panjang pertama yang harus Anda kenal. Sumber saham terbaik yang bisa Anda pilih di tahun 2022 adalah jenis ini. Meninjau beberapa tahun terakhir, ADRO dikenal memiliki kinerja atau pertumbuhan yang baik dan konsisten.
Lebih dari 1700 dolar diperoleh dari kenaikan saham ADRO. Pertumbuhan tersebut dapat meningkat sebesar 77 persen jika dinyatakan dalam bentuk persentase. Alasan ADRO mampu menghasilkan keuntungan atau laba bersih lebih dari Rp 12 triliun adalah karena hal ini.
AGIL
Di tahun 2023, produk yang satu ini merupakan saran yang bagus karena nilai pertumbuhan dan persentasenya cukup stabil. Nilai yang ditemukan adalah sekitar $720 lebih banyak, atau jika dipersentasekan, sekitar 47% lebih banyak.
AGIL mampu meningkatkan keuntungan atau laba bersihnya menjadi Rp 96 miliar pada tahun lalu. Sementara itu, AGIL kembali menggiurkan untuk tahun 2022 karena kenaikan labanya cukup baik di angka Rp 204 miliar. Jelas hal yang sangat bagus untuk dipikirkan.
UNVR
Mengingat UNVR merupakan saham barang konsumsi terbesar di Indonesia dan memiliki fundamental yang tak tertandingi, saham ini cocok untuk dimiliki dalam jangka panjang. Prospeknya masih cerah hingga beberapa dekade mendatang meskipun harga sahamnya turun drastis akibat wabah Covid-19 karena sudah memiliki 400 merek terkenal.
Meskipun tidak melampaui level sebelum pandemi, kinerja PT Unilever Indonesia selama paruh kedua tahun 2022 jauh lebih baik. Penjualan bersihnya meningkat dari Rp 30 triliun menjadi Rp 31,5 triliun.
INDF
Sejak tahun 2021, saham INDF telah mendapatkan banyak daya tarik dan banyak diminati karena volatilitasnya. Di saat beberapa investor memilih untuk menarik sahamnya, banyak investor yang tetap memegang saham INDF.
Alasannya adalah, terlepas dari volatilitasnya, INDF didukung oleh perusahaan Indonesia dengan fundamental yang cukup solid. Sehingga akan sangat sulit untuk menghindari kebangkrutan atau digulingkan.
PTBA
PT Bukit Asam Tbk, anak perusahaan MIND ID, salah satu perusahaan pertambangan milik negara, memiliki kode emiten PTBA. Laba bersih masing-masing sebesar Rp2,27 triliun dan Rp3,88 triliun berhasil diraih PTBA.
Jika dibandingkan dengan laba bersih PTBA pada kuartal I dan II 2021 yang masing-masing hanya sebesar Rp502 miliar dan Rp1,27 triliun, nominalnya terpaut cukup jauh. Jika melihat kinerjanya, PTBA mengalami kenaikan sebesar 1.550 (57,20%) secara Year to Date, hal ini cukup menggembirakan.
TINS
Penambangan dan eksplorasi timah adalah fokus TINS. TINS bukan hanya sebuah emiten yang spesifik, tetapi juga merupakan divisi dari Inalum, sebuah perusahaan BUMN yang terkenal.
TINS secara umum dianggap sebagai saham paling stabil di tahun 2022 karena basisnya yang solid. Hal ini juga ditunjukkan dengan kenaikan pertumbuhan laba bersih hingga Rp600 miliar.
ICBP
Salah satu bisnis FMCG yang memiliki kinerja yang baik selama pandemi adalah ICBP. Bisnis ini berhasil mencatatkan pendapatan hingga 48 triliun pada kuartal ketiga tahun 2022. Meskipun korban pandemi telah menurun, pertumbuhan laba perusahaan justru lebih tinggi, menghasilkan lebih dari 6,2 triliun laba bersih dari Januari hingga September 2021 sebelum turun menjadi 4,4 triliun pada September 2022.
Tentu saja, diharapkan penjualan perusahaan akan meningkat seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat pasca pandemi Covid-19. Karena ICBP, seperti halnya induknya INDF, memiliki pangsa pasar yang cukup besar di Indonesia, maka disarankan untuk berinvestasi di perusahaan ini dalam jangka panjang. Oleh karena itu, sulit untuk membayangkan ada emiten lain yang dapat menandingi dominasi mereka dalam beberapa dekade mendatang.
Pembelian saham jangka panjang yang dilakukan oleh investor pemula tidak boleh bersifat impulsif. Investor saham jangka panjang sebaiknya menabung saham karena tiga faktor, antara lain:
- Pertimbangkan untuk berinvestasi saham jangka panjang yang memiliki rekam jejak kinerja yang terbukti dan secara konsisten membayar dividen.
- Rencana bisnis yang jelas adalah ciri lain dari saham yang layak di tabung. Pastikan Anda mengenal saham emiten yang Anda beli dan saham tersebut digunakan secara luas, misalnya di industri perbankan.
- Saham emiten memiliki nilai pasar yang besar. Kapitalisasi pasar perusahaan harus melebihi Rp 500 miliar, yang bisa Anda cek sendiri.
Itulah penjelasan mengenai 7 saham jangka panjang yang menarik untuk Anda coba dan cocok bagi seorang pemula sebagai bahan pertimbangan untuk berinvestasi!